Skip to main content

Penatalaksanaan Insisi dan Drainase Intraoral

Anamnesis lengkap dan pemeriksaan klinis menyeluruh sangat penting dilakukan untuk membantu menegakkan diagnosis dan menentukan rencana perawatan yang akan dilakukan. Anamnesis yang dilakukan meliputi mencari informasi terkait:

  • Identitas Pasien
  • Keluhan utama pasien
  • Riwayat keluhan utama dan keluhan tambahan
  • Riwayat kesehatan umum
  • Riwayat kesehatan gigi/pengobatan
Selanjutnya melakukan pemeriksaan umum, seperti melakukan pengukuran:

  • Tekanan darah (Normal 120/80 mmHg)
  • Denyut nadi (Normal 80-100x/menit)
  • Frekuensi Pernapasan (Normal 12-20x/menit)
  • Suhu tubuh (36 - 37,5°C)
Kemudian melakukan pemeriksaan klinis, meliputi:
Pemeriksaan ekstraoral
  • Kesimetrisan wajah
  • Pembengkakan pada daerah wajah, leher dan limfadenopati
  • Disfungsi TMJ
Pemeriksaan intraoral
  • Oral hygiene
  • Pemeriksaan sendi
  • Kondisi mukosa alveolar, labial, bukal
  • Ada/tidaknya pembengkakan
  • Kondisi Gingiva
  • Kondisi gigi dan jaringan periodontal
  • Palatum keras dan palatum lunak
  • Lidah 
  • Dasar Mulut
Setelah melakukan anamnesis, pemeriksaan umum, pemeriksaan klinis ekstraoral dan intraoral selanjutnya menegakan diagnosis dan menentukan rencana perawatan. Kemudian sebelum melakukan tindakan medis pasien harus menyetujui dan menanda tangani surat persetujuan medis (informed consent). 

PROSEDUR PENATALAKSANAAN
Persiapan alat dan bahan
a. alat standar (2 kaca mulut, 1 excavator, 1 sonde halfmoon, dan 1 pinset)
b. alat pelindung diri
c. povidone iodine
d. ethyl chloride spray untuk anestesi topikal
e. drain karet atau penrose steril
f. cotton pallate, cotton roll
g. scalpel (handle no.3 dengan blade no.11)
h. arteri clamp
i. suture needle (atraumatic) dan suture material (silk 3.0)
j. needle holder
k. gunting
l. suction

Persiapan Operator
- Melakukan 6 Langkah mencuci tangan sesuai prosedur WHO
- Menggunakan Alat Pelindung Diri (APD)
- Operator berada di depan kanan pasien

Persiapan Pasien
- Menggunakan polibib
- Menyalakan dan mengatur penerangan lampu dental unit
- Mengatur posisi kepala, leher, punggung pasien 1 garis lurus
- Mengatur angulasi dental unit sehingga bidang oklusal rahang atas membentuk sudut 60° dengan lantai (Pekerjaan Rahang Atas)
- Mengatur tinggi dental unit sehingga bidang oklusal rahang atas setinggi diantara siku dan bahu operator

Tahapan Insisi Drainase
  1. Instruksikan pasien berkumur larutan antiseptik terlebih dahulu
  2. Melakukan oral profilaksis lalu isolasi daerah kerja dan keringk
  3. Asepsis ektraoral dan intraoral dengan menggunakan cotton palatte yang telah diberikan povidone iodine
  4. Aplikasikan anastesi topikal dengan ethyl chloride spray
  5. Palpasi abses untuk menentukan luas dan area dimana akan dilakukan insisi
  6. Masukkan blade no.11 ke handle menggunakan needle holder
  7. Insisi dilakukan 1-2 mm ke dalam abses di dekat titik yang paling berfluktuasi
  8. Masukkan arteri clamp dalam keadaan tertutup ke bagian yang sudah diinsisi
  9. Perlahan lahan perluas insisi dengan membuka hemostat kemudian tampung nanah yang keluar dalam neerbekken , lalu arteri clamp dikeluarkan tetap dalam keadaan terbuka
  10. Lakukan irigasi dengan salin steril 
  11. Pasang drain karet atau penrose ke dalam bagian yang telah di insisi
  12. Lalu lakukan penjahitan dengan teknik interrupted pada salah satu bagian insisi menuju ke drain di jaringan sehat ke tepi sayatan
  13. Pemberian post medikasi (amoxicillin 500 mg, 3x1 hari selama 5 hari dan asam mefenamat 500 mg) dan instruksi paska perawatan
Instruksi paska perawatan:
  • Instruksikan pasien untuk tidak menyentuh atau memainkan daerah operasi dengan jari atau lidah
  • Instruksikan pasien untuk meminum obat sesuai instruksi yang telah diberikan
  • Instruksikan pasien untuk diet lunak, makan makanan bergizi dan perbanyak minum air putih
  • Menjelaskan kepada pasien jika terdapat cairan asin keluar dari mulutnya tidak perlu khawatir sebaiknya segera dikeluarkan dari rongga mulut
  • Instruksikan kontrol 2 3 hari paska perawatan untuk mengevaluasi hasil perawatan
  • Instruksikan untuk kontrol 5 hari paska perawatan untuk dilakukan pembukaan jahitan

Daftar Pustaka
Hupp JR, Ellis E, Tucker MR. Contemporary Oral and Maxillofacial Surgery. 7 th Edition. 2019.
Ruslin M, Poedjiastoeti W. Buku Ajar Bedah Mulut dan Maksilofasial. 2014.

Comments

Popular posts from this blog

Diagnosis Pulpa dan Periapikal

     Prosedur yang diperlukan untuk membuat diagnosis endodontik, yaitu dengan melakukan pemeriksaan subyektif, seperti mencari informasi melalui beberapa pertanyaan seputar (1) Riwayat medis/gigi, (2) Riwayat dental treatment, (3) Riwayat alergi/obat-obatan, (4) Keluhan utama (jika ada), Riwayat keluhan utama dilakukan dengan memberi pertanyaan mengenai onset, location, duration, characteristic, aggressor, relief, dan treatment pada keluhan yang dirasakan. Prosedur selanjutnya melakukan pemeriksaan obyektif (klinis), pemeriksaan klinis dilakukan pada bagian ekstraoral terlebih dahulu, seperti mengevaluasi dan memeriksa kesimetrisan wajah, ada atau tidaknya pembengkakan pada kelenjar betah bening, dan disfungsi sendi temporomandibular , kemudian melakukan pemeriksaan pada bagian intraoral untuk melihat kondisi jaringan lunak, ada atau tidaknya saluran sinus, kondisi periodontal, karies dan melihat ada atau tidaknya restorasi yang telah rusak. Pemeriksaan klinis dapat dib...

Klasifikasi Trauma Gigi

  Classification of Dental Trauma Pada tahun 1950, dokter gigi anak G.E. Ellis adalah orang pertama yang memperkenalkan klasifikasi universal cedera pada gigi. Cedera pada gigi diklasifikasikan menurut berbagai faktor, seperti anatomi gigi, patologi atau pertimbangan terapeutik. Cedera pada struktur pendukung seperti jaringan lunak dan tulang lebih sering terjadi pada gigi permanen daripada gigi sulung, karena gigi sulung lebih sering mengalami cedera pada jaringan periodonsium. Klasifikasi dental trauma terus berkembang, hingga kini terdapat beberapa macam klasifikasi trauma dentoalveolar, seperti : (1) Klasifikasi trauma gigi anterior menurut Sweet (1955),  (2) Klasifikasi menurut Rabinowitch (1956),  (3) Klasifikasi Benetts (1963),  (4) Klasifikasi menurut Ulfohn (1969),  (5) Klasifikasi menurut Ellis (1970),  (6) Klasifikasi menurut Ellis dan Davey (1970),  (7) Klasifikasi menurut Hargreaves dan Craig (1970),  (8) Application of international ...